border="0"

Hadapi Kenaikan Bahan Pokok, Disperindag Parigi Moutong Siapkan Sejumlah Alternatif

Kepala seksi perdagangan luar negeri Disperindag Parigi Moutong, Dwi Widiyanto. FOTO : Istimewa.

Noteza.id – Sebagai OPD yang bertanggung jawab dalam mengontrol kestabilan harga bahan pokok, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Parigi Moutong telab menyiapkan sejumlah alternatif saat harga bahan pokok di pasaran mengalami kenaikan.

Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag, Dwi Widiyanto mengatakan pihaknya secara rutin melakukan update harga bahan pokok di media massa.

banner 970x250

“Kami dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan utamanya dari bidang perdagangan, setiap minggu ada faktual harga yang kita update ke media media massa,” katanya dikutip dari siaran pers Diskominfo Parigi Moutong, Jumat (15/7/2022).

Kata ia, dari hasil pantauan yang telah dilakukan oleh Disperindag Parimo didapatkan bahwa cabai dan bawang merah merupakan dua komoditi yang sering mengalami fluktuasi harga.

Dalam menghadapi kendala tersebut kata Widiyanto, Disperindag melakukan koordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong.

“Kita terjun ke lapangan,  rupanya memang begitu keadaannya (harga cabai dan bawang merah), dan kita konsultasikan dengan Dinas Pertanian, mereka menyampaikan bahwa memang sekarang petani susah, seperti (harga) pupuk naik. panen biasanya gagal dengan cuaca yang tidak menentu, dan itu semua menjadi alasan dibalik kenaikan harga cabai dan bawang merah,” ungkapnya.

Upaya lain yang dilakukan oleh Disperindag ialah mengadakan pasar murah bagi masyarakat Kabupaten Parigi Moutong.

“Kita di Parigi Moutong selama bulan Ramadhan kemarin buat pasar murah untuk beberapa distributor yang kita datangkan ke Parigi Moutong untuk menyalurkan minyak kelapa. Ada minyak kelapa kemasan dan minyak kelapa curah. Bahkan kita membuat 3 kali pasar murah,”  ujarnya.

Berkaitan hal itu, Widiyanto menyebut bahwa Daerah Parigi Moutong mempunyai keuntungan terhadap komoditas beras.

“Kalau beras kita surplus, beras kita bagus dan harganya tidak pernah naik turun, stabil terus,” pungkasnya. (**)

Boby Monareh