Pelatihan Paralayang di Parigi Moutong Diikuti 10 Peserta

banner 468x60
Pelatihan Paralayang di Tinomno, Parigi Moutong./foto : Arki Hipnotiez/redaksi

Noteza.id | Parigi Moutong – Hari pertama pelatihan Paralayang di Parigi Moutong (Parimo), para peserta berjumlah 10 orang terlebih dahulu dibekali materi berupa pengenalan Paralayang, Sabtu (24/7/2021).

Pelatih Nasional Gendon Subandono tampak serius memberikan materi materi Paralayang dengan gaya bahasa yang bijak serta mudah dicerna oleh peserta.

banner 325x300

Kata Gendon kepada peserta, Paralayang mempunyai filosofi yaitu terbang tinggi, terbang jauh dan terbang lama.

Untuk Rekor Dunia terbang Paralayang kata ia mencapai 600 kilo dan terbangnya bisa lebih dari 11 jam.

“Paralayang hanya mengandalkan angin dan menaikan termal hingga bisa terbang ratusan kilo,” jelas Gendon.

“Misalnya kita ingin terbang di ketinggian 500 meter dari permukaan laut, naikan termal yang Bagus, angin berhembus bagus maka kita sudah bisa terbang diketinggian 500 meter,” tambahnya.

Pelatih Asian Games tim Paralayang Indonesia itu juga menyebutkan, orang bisa terbang karena dibantu alat. Olehnya kata ia, terjun payung dan Paralayang berbeda, kalau terjun payung parasutnya hanya di pakai untuk menyelamatkan penerjunnya sehingga mendarat di tanah dengan aman, jika tidak digunakan Parasutnya kata ia pasti terjun bebas karena filosofi terjun payung menurutnya adalah free flight, ketika Parasutnya mengembang ia terbang dengan kecepatan bisa mencapai 150 kilo per jam diketinggian 4 ribu sampai 5 ribu meter hanya dalam hitungan detik payung harus terbuka, jika tidak akan melayang layang diudara seperti kapas ditiup angin.

Berbeda dengan Paralayang. Paralayang kata Gendon adalah Pesawat Parasut udara dan sangat ringan, simpel dan bisa dipikul atau dibawah berjalan kaki usai digunakan terbang.

“Untuk itu manfaat Paralayang pertama bisa dipakai sebagai olahraga, kedua bisa menjadi seorang Atlit dan berprestasi di Paralayang dan ketiga bisa menjadi seorang pemandu Pariwisata,” ujarnya.

Hari Kedua Latihan Paralayang Peserta Dibekali Cara Menggunakan Parasut

Hari kedua pelatihan Paralayang di Parigi Moutong (Parimo) bertempat di lapangan Sepak Bola Desa Dusunan Kecamatan Tinombo, peserta dibekali cara menggunakan Parasut dan langsung praktek penggunaan Parasut oleh Pelatih Nasional Gendon Subandono dan Instruktur Paralayang asal Manado Gery Wowor dibantu oleh mantan Instruktur Paralayang yang saat ini fokus di Instruktur Diving asal Manado Jandri dan Stev Lengkong, bertempat di Lapangan Sepak Bola Dusunan Kecamatan Tinombo, Minggu (25/7/2021).

Pelatihan Paralayang di Tinombo, Parigi Moutong./foto : Arki Hipnotie/redaksi

Tampak para Instruktur memperagakan atau memberikan contoh cara penggunaan Parasut Paralayang yang benar sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Paralayang.

Hingga dihari kedua ini, ada beberapa peserta telah memahami cara menggunakan Parasut dengan baik.

“Alhamdulillah sudah mulai kelihatan peserta yang bisa menggunakan Parasutnya dengan benar,” kata Gendon.

Gendon menambahkan, yang sangat dibutuhkan dalam olahraga Paralayang adalah kesehatan jasmani atau kebugaran tubuh, dengan begitu para terbang layang lebih mudah memainkan Parasutnya apalagi sudah mahir terbang.

“Kalau hanya sekedar ingin olahraga, kita bisa terbang, dan penerbang Paralayang harus sehat Jasmani. Jadi perlu orang segar bugar, disamping sebagai olahraga juga dijadikan hobi untuk terbang layang,” tandasnya.

Boby Monareh/Diskominfo Parigi Moutong

banner 325x300
banner 120x600