Noteza.id | Shenzhen – Produsen drone terbesar asal China, DJI Technology Co Ltd sedang bermasalah di Amerika Serikat. Dalam beberapa minggu terakhir, banyak pegawainya yang mengundurkan diri. Hal ini diikuti dengan pemutusan hubungan kerja.
Salah satu yang mengundurkan diri yaitu orang-orang yang ada di posisi manajer kunci. Kebanyakan dari mereka bergabung dengan perusahaan kompetitor.
Sekitar sepertiga dari 200 total tim DJI diberhentikan atau mengundurkan diri, dari kantor DJI di Palo Alto, Burbank dan New York. Pada bulan lalu, giliran kepala Research and Development DJI di AS, pergi.
Akhirnya DJI memberhentikan staf R&D yang tersisa. Jumlahnya sekitar 10 orang, di pusat penelitian andalan AS di Palo Alto, California. Mayoritas yang meninggalkan DJI adalah kewarganegaraan AS. DJI, yang didirikan dan dijalankan oleh miliarder Frank Wang, mengatakan bahwa pihaknya membuat keputusan sulit untuk mengurangi staf di Palo Alto.
“Meskipun ada klaim yang menyesatkan dari pesaing, pelanggan perusahaan kami memahami bagaimana produk DJI menyediakan keamanan data yang kuat. Terlepas dari gosip yang ada, DJI berkomitmen untuk melayani pasar Amerika Utara,” ujar Frank seperti dikutip dari Reuters, (8/3).
Dia enggan mengomentari kepergian staf AS lainnya yang dibicarakan saat ini dan mantan karyawan. DJI menjadi simbol inovasi Tiongkok sejak didirikan pada 2006.
DJI adalah satu dari puluhan perusahaan yang terjebak dalam baku tembak perdagangan dan permusuhan diplomatik antara Washington dan Beijing, seperti Huawei dan Bytedance.
Perintah bulan Desember yang menambahkan perusahaan DJI ke “Daftar Entitas” Departemen Perdagangan AS bersama dengan penutupan operasi R&D di California dapat memengaruhi kemampuannya untuk melayani kebutuhan pelanggan AS.
Departemen Perdagangan menuduh DJI mengaktifkan “pengawasan teknologi tinggi”, melarang perusahaan untuk membeli atau menggunakan teknologi atau komponen AS.
Di sisi lain, Romeo Durscher, kepala keamanan publik DJI yang berbasis di AS, malah mengundurkan diri. Durscher, justru bekerja di perusahaan Swiss Auterion, pesaing DJI.
Durscher meninggalkan DJI karena kecewa dengan pemotongan jumlah staf. “Bukan keputusan yang mudah untuk meninggalkan pemimpin pasar yang benar-benar jauh di depan orang lain,” kata Durscher, yang bergabung dengan DJI pada tahun 2014. “Tetapi pertempuran internal itu mengganggu.”
(QQ/elangnews.com)