NOTEZA.ID, BANGGAI – Terkait beredarnya video dan pemberitaan yang menyudutkan, Ir. H. Beniyanto Tamoreka angkat bicara. Anggota DPR RI Fraksi Golkar Dapil Sulawesi Tengah itu menegaskan bahwa dirinya hadir di lokasi keributan di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, bukan untuk melakukan intimidasi atau persekusi, melainkan untuk meredakan situasi agar tidak terjadi kekacauan.
Keributan terjadi menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Banggai pada Jumat, 5 April 2024, sekitar pukul 03.00 WITA. Sebuah video yang tersebar di media sosial memperlihatkan ketegangan dan dugaan intimidasi yang melibatkan beberapa tokoh politik.
Dalam video tersebut, terlihat kehadiran Ir. H. Beniyanto Tamoreka serta Anggota DPRD Kabupaten Banggai, Lutfi Samaduri. Keduanya berada di tengah massa yang berkumpul di depan salah satu rumah warga, yang disebut-sebut sebagai tempat dugaan distribusi gunakan serangan fajar.
Peristiwa ini terjadi pada dini hari, Jumat 5 April 2024, di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.
Beni, sapaan akrab Ir. Beniyanto, mengaku menerima laporan dari warga terkait adanya aktivitas mencurigakan di salah satu rumah yang diduga digunakan sebagai tempat distribusi logistik politik. Sebagai putra daerah Toili, ia merasa berkewajiban menjaga ketertiban dan ketenangan di kampung halamannya.

Setelah mendapat informasi, Ir. Beniyanto segera menuju lokasi dari Hotel King Ameer. Setibanya di sana, ia melihat adanya kerumunan dan langsung berusaha membubarkan massa.
Video yang beredar memperlihatkan suasana tegang, termasuk adanya aksi tarik-menarik dan pengambilan dokumen yang diduga daftar pemilih tetap (DPT). Namun, tidak terlihat adanya kekerasan atau perintah intimidasi dari Ir. Beniyanto.
Beberapa saat kemudian, pihak Bawaslu Kabupaten Banggai dan aparat Polres Banggai datang ke lokasi untuk menangani situasi. Ir. Beniyanto pun mengimbau masyarakat agar tenang dan menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang.
Ir. H. Beniyanto Tamoreka menegaskan bahwa kehadirannya di lokasi yang sudah ricu ia justru semata-mata untuk menjaga kedamaian dan mencegah kericuhan. Tuduhan intimidasi yang ditujukan kepadanya merupakan informasi yang keliru dan diduga sengaja dipelintir oleh pihak-pihak tertentu demi kepentingan politik.
( Editor : Dewi Qomariah )