
NOTEZA.ID – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso, yang memiliki peran strategis dalam penyediaan energi untuk Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan serius terkait kapasitas Danau Poso sebagai sumber air utama. Meskipun pembangunan PLTA Poso telah selesai, perhatian terfokus pada berapa lama danau ini dapat mempertahankan fungsi optimalnya.
PT Poso Energy, yang mengelola PLTA Poso, saat ini aktif memonitor tinggi, kedalaman, debit air, dan kapasitas Danau Poso. Langkah-langkah preventif seperti penanaman pohon telah diambil untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan, termasuk potensi longsor akibat pembabatan lahan di sekitar danau.
Dangkalnya Danau Poso bukan hanya disebabkan oleh aktivitas manusia, tetapi juga oleh kondisi alam seperti fenomena El Nino. Fokus utama PLTA saat ini adalah menjaga kedalaman dan kapasitas danau, menjaga keseimbangan yang rentan akibat faktor alam dan aktivitas manusia.
El Nino, sebagai bencana alam, memberikan dampak signifikan pada kondisi danau. PT Poso Energy tidak dapat disalahkan atas kondisi alam ini, tetapi dampaknya terhadap produksi energi menjadi serius. Meskipun desain awal PLTA Poso mencakup produksi 515 megawatt per tahun, dampak El Nino menyebabkan danau mengalami kekeringan luar biasa, melampaui perkiraan desain tersebut.
PLTA Poso saat ini hanya mampu memproduksi 200 megawatt, menyebabkan pemadaman listrik bergilir di beberapa kota di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Penurunan debit air danau Poso, yang hanya dapat dioperasikan di ketinggian permukaan 510 meter, menjadi penyebab utama penurunan produksi energi.
PT Poso Energy dan PT PLN berkolaborasi untuk mengatasi krisis ini dengan menerapkan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) dan rekayasa cuaca. Meskipun proses TMC menghadapi tantangan cuaca panas, mereka terus berupaya meningkatkan kapasitas air danau Poso. Tujuan utama pengisian kembali Danau Poso adalah mengatasi penurunan kapasitas air akibat El Nino, sehingga PLTA dapat beroperasi secara optimal dan pemadaman listrik dapat dihindari.
Terkait pemadaman listrik bergilir merupakan kewenangan PT PLN. PT Poso Energy hanya bertanggung jawab untuk menyediakan energi dan tidak memiliki kewenangan terkait pengaturan pemadaman bergilir. Sejak PLTA Poso beroperasi dengan kapasitas 515 MW, arus listrik yang dialirkan ke jaringan Sulawesi Tengah, berdasarkan permintaan PT PLN, berkisar antara 80 hingga 150 MW. Pada bulan November 2023, jumlah energi listrik yang diserap oleh jaringan PT PLN menuju Sulawesi Tengah adalah sekitar 93 MW.