Noteza.id – Ketua Komisi III DPRD Parigi Moutong, Yusuf, SP, bersama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Parigi Moutong, turun langsung untuk meninjau kondisi irigasi di Parigimpuu, Kecamatan Parigi Barat, yang diketahui tidak berfungsi, Rabu, 19 Juli 2023. Langkah ini diambil sebagai respons atas keluhan masyarakat yang mengeluhkan ketidakberfungsian irigasi tersebut, yang berdampak buruk pada aktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Yusuf menegaskan bahwa kunjungannya bertujuan untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat yang secara langsung mengadukan bahwa irigasi di Parigimpuu tidak berfungsi dengan baik. Akibat dari masalah ini, para petani setempat mengalami kesulitan dalam menggarap lahan pertanian karena tidak ada pasokan air yang mencukupi.
Dari hasil tinjauan yang dilakukan, teridentifikasi bahwa masalah ketidakberfungsian irigasi disebabkan oleh timbunan sedimen yang menghambat aliran air pada saluran utama. Oleh karena itu, Yusuf menekankan pentingnya tindakan cepat dari pemerintah daerah untuk menangani permasalahan ini guna mencegah dampak negatif yang lebih lanjut terhadap perekonomian masyarakat, terutama bagi para petani yang menggantungkan mata pencaharian mereka pada sektor pertanian.
“Kami harus segera mencari solusi untuk masalah ini. Irigasi yang tak berfungsi ini dapat berdampak serius pada perekonomian masyarakat, terutama pada sektor pertanian. Irigasi tersebut mempengaruhi lahan persawahan di tiga desa, yakni Parigimpuu, Jonokalora, dan Bambalemo,” ungkap Yusuf.
Tidak hanya mengandalkan tindakan pemerintah daerah, Yusuf juga mengajak masyarakat dan kelompok tani untuk ikut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini. Dia mengusulkan agar bersama-sama membangun tanggul sementara dan membersihkan saluran utama dari pasir dan lumpur yang menyumbat agar air dapat mengalir dengan lancar kembali.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Parigi Moutong, Subaid, juga memberikan penjelasan terkait permasalahan irigasi tersebut. Dia menyatakan bahwa setiap tahun ada pemeliharaan rutin untuk irigasi, namun, kendala dari model irigasi pengambilan bebas atau rintik adalah terjadinya timbunan sedimen yang menghambat aliran air. Namun, Subaid menegaskan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan segera mengambil tindakan konkret agar irigasi ini dapat kembali berfungsi seperti semula.
Yusuf berjanji akan terus mendampingi dan memantau perkembangan penanganan masalah ini agar tidak hanya tinggal pada wacana belaka, melainkan dapat diwujudkan dalam tindakan nyata yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat, terutama para petani yang sangat bergantung pada irigasi untuk kelangsungan kegiatan pertanian mereka.