
Noteza.id – Hendry Ch Bangun, Ketua Umum PWI Pusat, menanggapi artikel yang ditulis oleh Supriyanto Martosuwito dengan mengkritik sejumlah kesalahan faktual dalam tulisan tersebut. Dalam penjelasannya, Hendry menegaskan pentingnya proses cek dan ricek dalam jurnalistik untuk memastikan keakuratan informasi.
Artikel yang dipublikasikan oleh Supriyanto Martosuwito di grup WA SIWO PWI Jaya berjudul “Wartawan Itu Tempatnya Salah, Ralat lah yang Memuliakannya” telah menuai kritik tajam dari Hendry. Menurut Hendry, tulisan tersebut mengandung banyak kesalahan fakta yang berpotensi menyesatkan publik dan merugikan pihak-pihak tertentu.
Dalam artikel tersebut, Supriyanto mengklaim bahwa Hendry Ch Bangun kini sendirian di Gedung PWI dan mengkritik sejumlah pertemuan dan keputusan yang dikaitkan dengan pengurus PWI. Hendry membantah klaim tersebut, menjelaskan bahwa kantor PWI Pusat selalu ramai dengan kegiatan, termasuk rapat-rapat penting dan pelaksanaan program-program seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di berbagai provinsi.
Hendry juga menjelaskan bahwa informasi terkait audiensi dengan Presiden Joko Widodo pada 7 November 2023 yang disampaikan dalam artikel Supriyanto tidak akurat. Hendry mengklaim bahwa ia sendiri yang berbicara langsung dengan Presiden mengenai dukungan untuk program kerja PWI, termasuk permohonan bantuan untuk UKW dan pembangunan Grha Pers Pancasila di Yogyakarta. Hendry juga menyebutkan bahwa proposal untuk dukungan dana dari Kementerian BUMN dan laporan kegiatan telah diterima dengan baik.
Terkait isu pengelolaan dana dan kerjasama dengan Forum Humas BUMN, Hendry menegaskan bahwa tidak ada penyelewengan dana. Ia mengungkapkan bahwa laporan keuangan telah diaudit dan dinyatakan tidak ada penyimpangan yang material. Hendry menekankan bahwa segala keputusan terkait pengelolaan dana dan administrasi telah dilakukan sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
Hendry juga mengkritik cara Supriyanto menulis profil beberapa tokoh dan aspek lain yang dianggap tidak akurat. Ia menyerukan agar jurnalis selalu melakukan tabayyun, yaitu proses klarifikasi dan verifikasi, untuk memastikan informasi yang disampaikan benar adanya.
Dalam pernyataannya, Hendry menegaskan komitmennya untuk menjalankan PWI Pusat dengan transparansi dan akuntabilitas. Ia berharap agar kesalahan dalam tulisan tersebut dapat diperbaiki untuk menghindari fitnah dan misinformasi di masa depan.
Dengan penjelasan ini, Hendry berharap agar publik mendapatkan gambaran yang jelas dan akurat mengenai situasi di PWI Pusat dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.