
Noteza.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan peningkatan signifikan dalam kasus malaria dan komplikasi berat yang harus diwaspadai. Data terbaru dari “World Malaria Report 2022” mengungkapkan angka kematian yang mencapai 619.000 pada tahun 2021 dan 625.000 pada tahun 2020. Kasus malaria juga meningkat menjadi 247 juta pada tahun 2021, dibandingkan dengan 245 juta kasus pada tahun 2020.
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh serta kelainan dalam aliran darah. Infeksi parasit ini dapat menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi menempel di pembuluh darah kecil, menyebabkan penyumbatan dan kondisi yang dikenal sebagai penyakit malaria berat.
Berikut adalah 6 komplikasi malaria berat yang perlu diwaspadai :
- Malaria Serebral: Ketika parasit malaria memblokir pembuluh darah kecil di otak, dapat terjadi pembengkakan atau kerusakan otak yang serius. Komplikasi ini dapat menyebabkan gejala seperti kejang dan koma.
- Edema Paru: Cairan yang menumpuk di paru-paru dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan sesak napas.
- Kegagalan Organ: Malaria dapat merusak organ penting seperti ginjal, hati, dan limpa, yang dapat menyebabkan gagal ginjal, gagal hati, atau pecahnya limpa. Kondisi ini bisa terjadi secara mendadak dan berpotensi mengancam jiwa.
- Anemia Berat: Infeksi malaria dapat merusak sel darah merah, menyebabkan anemia berat. Anemia dapat mengakibatkan kelelahan, kelemahan, dan sesak napas.
- Hipoglikemia (Gula Darah Rendah): Penyakit malaria berat dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah. Hal ini bisa disebabkan oleh kerusakan hati atau efek samping dari obat yang digunakan untuk mengobati malaria. Hipoglikemia dapat menyebabkan kelemahan, pusing, dan dalam kasus yang parah, kejang atau koma.
- Asidosis Metabolik: Komplikasi ini terjadi ketika asam berlebihan mengumpul dalam darah dan jaringan tubuh. Asidosis metabolik seringkali terlihat bersamaan dengan hipoglikemia pada kasus malaria berat.
Kematian akibat malaria sering kali terkait dengan salah satu atau beberapa komplikasi di atas. Anak-anak dengan malaria berat berisiko mengalami hipoglikemia, asidosis metabolik, anemia berat, koma, kejang, dan gangguan perkembangan kognitif. Sementara itu, orang dewasa dengan malaria berat lebih berpotensi mengembangkan penyakit kuning yang parah, gagal ginjal, dan edema paru.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala malaria dengan cepat dan segera mencari pengobatan yang tepat untuk mencegah komplikasi yang berat dan menyelamatkan nyawa. Langkah-langkah pencegahan, seperti penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan obat anti-malaria, dan pengendalian vektor nyamuk, juga harus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit mematikan ini.