Suatu Gerak Kebaikan
Beli Tema IniIndeks

Kepala Desa Khatulistiwa Diduga Intimidasi Orangtua Wartawan Usai Beritakan Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa

Wartawan yang orangtuanya di intimidasi Mohammad Hardi (kanan) bersama Roni Saputra, mewakili manajemen redaksi Bicarnews.online. FOTO : Istimewa

Noteza.id — Kepala Desa Khatulistiwa di Kecamatan Tinombo Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, diduga telah melakukan intimidasi terhadap orangtua wartawan sebagai respons terhadap pemberitaan mengenai dugaan penyalahgunaan dana desa dalam program pembangunan infrastruktur.

Dugaan intimidasi ini terungkap setelah Mohammad Hardi, wartawan dari Bicarnews.online, mengungkapkan bahwa ibu kandungnya menerima pesan ancaman dari Kepala Desa Khatulistiwa. Hardi, yang baru mengetahui situasi tersebut saat pulang ke kampung pada Minggu, 11 Agustus 2024, mengungkapkan bahwa pesan ancaman itu telah dikirim sejak Jumat, 9 Agustus 2024.

Pesan singkat yang dikirim oleh Kepala Desa Khatulistiwa kepada orangtua Hardi berisi ancaman terkait pencemaran nama baik. Dalam pesannya, Kepala Desa meminta agar orangtua Hardi tidak memposting berita di media sosial, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tidak sesuai dengan niat mereka dan menuduh bahwa ada kepentingan pribadi terkait dengan postingan tersebut.

Berikut adalah kutipan dari pesan yang diterima oleh orangtua wartawan: “Tolong beritahu jangan terlalu ba posting di medsos, kita tiada niat menyalahgunakan anggaran, apalagi dy (wartawan) posting mukanya orang.”

Dalam pesan yang sama, Kepala Desa juga mengungkapkan ketidakpuasan keluarga dan menyinggung bahwa salah satu keluarga mereka, yang merupakan Bendahara Desa, merasa terganggu dengan postingan tersebut.

Roni Saputra, mewakili manajemen redaksi Bicarnews.online, menanggapi situasi ini dengan menuntut permintaan maaf terbuka dari Kepala Desa dan meminta pertanggungjawaban secara hukum. Roni menegaskan bahwa manajemen redaksi bersama penasihat hukum mereka akan melaporkan insiden ini kepada aparat penegak hukum (APH) untuk ditindaklanjuti.

Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik mereka, terutama ketika menghadapi ancaman atau intimidasi dari pihak-pihak yang tidak senang dengan pemberitaan yang diungkapkan.