Walau harga kelapa turun Drastis tak menyurutkan bagi para petani kelapa lakukan Inovasi pembuatan Arang batok kelapa .
NOTEZA.ID BANGGAI – Walau harga kelapa turun Drastis tak menyurutkan bagi para petani kelapa lakukan Inovasi pembuatan Arang batok kelapa yang permintaan hal ini seperti yang kita liat, Menyala arangku,” pekik salah seorang warga Desa Uling di halaman kantor Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Abadi Uling, Desa Uling, Kecamatan Kintom, Minggu (11/8/2024). Tak jauh dari situ, terparkir truk kontainer bermuatan 13 ton arang batok kelapa (tempurung) siap ekspor.
Siang itu, melalui acara seremoni sederhana, Wakil Bupati Banggai Furqanuddin Masulili melepas pengiriman atau ekspor perdana komoditas arang tempurung sebanyak 26 ton dari Bumdes Desa Uling, Kabupaten Banggai ke Swedia.
Bumdes Abadi Uling seakan menegaskan bahwa komoditas lokal yang diolah dengan baik mampu menembus pasar global.ini yang harus di contoh bagi masyarakat di wilayah lain agar dapat meniru apa yang di lakukan di Desa Uling.
“Ini menjadi kebanggaan kita. Kami sangat mengapresiasi Bumdes Abadi Uling atas kerja-kerjanya, juga para petani kelapa yang tidak kenal lelah, sehingga hari ini kita saksikan bersama hasil karya nyata, arang batok kelapa Desa Uling diekspor ke Swedia,” ujar Wakil Bupati Furqanuddin Masulili.
Sejak dibentuk pada 2014, Bumdes Abadi Uling yang awalnya menjalankan usaha jasa tenda, kursi, dan katering, kerap menemui sejumlah kendala hingga akhirnya mati suri. Namun, pada 2023, melalui program Bumdes MAIMA (Maju, Amanah, Inovatif, Mandiri, dan Andalan) dengan bantuan modal Rp500 juta per Bumdes yang dicanangkan Pemkab Banggai, Bumdes Abadi Uling bisa kembali beroperasi.
“Di akhir tahun 2023, melalui forum musyawarah desa disepakati untuk mengaktifkan kembali Bumdes Uling, mengganti namanya menjadi Bumdes Abadi Uling,” kata Kepala Desa Uling Darwin Dg. Latu.
Jeli melihat potensi yang dimiliki, Bumdes Abadi Uling kemudian memfokuskan operasinya pada unit usaha jual beli arang batok kelapa. Hal ini tidak terlepas dari potensi tanaman kelapa Desa Uling seluas 158 hektare. Dalam setahun, Desa Uling mampu memproduksi hingga 1.200 ton kelapa.
Warga Desa Uling yang sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai petani atau pekebun kelapa pun ketiban berkah. ”Berkat Bumdes ini, ibu-ibu di sini ikut membantu perekonomian keluarga dengan mengumpulkan tempurung kelapa,” ujar Darwin.
Keberhasilan Bumdes Abadi Uling menembus pasar global tidak terlepas dari peran ESSA melalui anak perusahaannya : PT Panca Amara Utama (PAU).
External Relation and Security Manajer PT PAU Hermawan Adi Santoso mengatakan, selain bantuan modal usaha melalui dana CSR, PT PAU juga membantu mengembangkan jaringan pemasaran sehingga arang tempurung Desa Uling bisa diekspor ke luar negeri.
“Program ini dapat berjalan karena adanya sinergi antara pemerintah yaitu Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupten Banggai, Dinas TPHP, Pemerintah Kecamatan Kintom dan Pemerintah Desa Uling,” ujar Hermawan.
Di samping itu, PT PAU juga secara rutin melakukan pendampingan dan monitoring secara berkala terhadap manajemen Bumdes.
Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Muhamad Asnawi Sabil dalam keterangannya mengatakan bahwa Bumdes Abadi Uling layak menjadi percontohan bagi Bumdes lain.
“Kami akan mengupayakan adanya keterlibatan korporat lainnya sehingga kemanfaatan bisnis arang batok kelapa ini bisa dirasakan lebih luas lagi oleh masyarakat di Kabupaten Banggai, tidak hanya di Desa Uling,” ujar Asnawi.
Sementara itu, PT Ailesh selaku pembeli, mengakui kualitas arang yang dihasilkan Bumdes Abadi Uling.
Direktur Operasional PT Ailesh, Cahaya Prautama mengatakan, pihaknya berkomitmen mendampingi Bumdes dan terus mengevaluasi proses produksi supaya memenuhi target ekspor dan bisnis berkelanjutan.
Sebagai pilot project Ailesh di Banggai, Cahaya berharap, keberhasilan Bumdes Abadi Uling bisa diikuti oleh Bumdes lainnya. “Kami sangat terbuka dengan Bumdes-Bumdes lainnya,” ujar Cahaya.
Selanjutnya, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Cahyono Adi mengapresiasi usaha Bumdes dalam memanfaatkan potensi desa.
Tidak hanya menguntungkan secara bisnis, menurut Agus, arang tempurung juga berkontribusi pada pasokan sumber energi terbarukan.
“Ke depan kami berharap, arang batok kelapa ini tidak hanya menjadi komoditas ekspor, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri,” ujarnya.