
Noteza.id – Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan Mepanga-Pasir Putih-Basi yang baru selesai dikerjakan pada tahun 2023 oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah memicu keprihatinan. Pekerjaan konstruksi yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 6 miliar tersebut kini mengalami kerusakan serius, termasuk pengelupasan, lubang, serta retak halus dan retak buaya di 26 titik yang menghubungkan Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Toli-Toli.
Alamsyah Palengah, seorang akademisi dari Universitas Tadulako, menilai bahwa kerusakan tersebut tidak wajar mengingat jalan baru saja selesai dibangun. “Tidak wajar, karena belum lama dikerjakan masa sudah rusak,” ujar Alamsyah kepada wartawan pada Kamis (22/08/2024).
Menurut Alamsyah, beberapa faktor teknis diduga menjadi penyebab kerusakan ini. Secara teori, bisa jadi ada masalah dalam metode pelaksanaan, seperti kurangnya lapisan resap pengikat atau prime coat, atau komposisi aspal yang tidak proporsional. Namun, untuk memastikan penyebab pasti, diperlukan peninjauan langsung ke lapangan.
Alamsyah juga menjelaskan bahwa usia rencana (UR) dari pengaspalan aspal bergantung pada apakah pekerjaan ini bersifat peningkatan jalan baru atau hanya overlay. Jika pekerjaan tersebut merupakan overlay, maka UR overlay menyesuaikan dengan UR jalan sebelumnya. “Kalau pekerjaan itu adalah overlay, maka UR overlay menyesuaikan dengan UR jalan sebelumnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Alamsyah menyoroti pentingnya pemanfaatan dana retensi 5 persen yang disediakan untuk pemeliharaan jalan pasca-pengerjaan. Menurutnya, retensi tersebut seharusnya digunakan segera setelah kerusakan terdeteksi, tergantung kesepakatan lama pemeliharaan antara pihak ketiga dan instansi terkait. Namun, ia juga menekankan bahwa pelaksanaan konstruksi seharusnya tidak bergantung sepenuhnya pada dana retensi jika perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan baik.
Di sisi lain, Asbudianto, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah, mengakui adanya kerusakan di puluhan titik jalan tersebut. Sejak kemarin, pihaknya telah mulai melakukan penambalan jalan yang rusak. Ia menyebutkan bahwa kerusakan terjadi akibat kebocoran solar saat pengerjaan pengaspalan yang lambat dipadatkan. “Ya namanya juga pekerjaan dilakukan manusia, kita sudah tahu bahwa akan ada kerusakan. Jadi kita tetap menahan 5 persen anggaran untuk menjamin hal-hal seperti itu (rusak), dan sekarang kami tengah melakukan perbaikan kerusakan,” jelasnya.
Kerusakan ini menjadi perhatian serius, mengingat investasi besar yang telah dikeluarkan untuk pembangunan jalan tersebut. Dengan perbaikan yang tengah dilakukan, diharapkan kualitas jalan dapat segera kembali optimal untuk melayani masyarakat.