Noteza.id – Semilir tiupan angin Kota Bandung, kerap juga disebut Bumi Priangan, dengan Julukan, Paris Van Java. Ditengah riuhnya kendaraan lalu lalang menuju Geger Kalong disertai teriakan, Ledeng-Ledeng para karnet Mikrolet tujuan Lembang dan seterusnya.
Tepatnya pukul dua dini hari seorang Pemuda Kaili, yang nama kecilnya Ichan siap-siap berangkat ke Terminal Kebun Kelapa Kota Bandung, setibanya di terminal langsung menuju Bus tujuan Jakarta, dari terminal bus mulai bergerak meninggalkan kota bandung.
Kemudian melintas di kota Cimahi, padalarang, puncak Cianjur. Di puncak ini bus istirahat sejenak sambil meluruskan badan seluruh penumpang sekalian ngopi di Rumah Makan Lembur Kuring.
Ichsan Loulembah, memang penuh ihktiar bahkan usianya pada saat itu 19 tahun namun sudah berpikiran jauh untuk masa depannya, tepat pukul enam pagi bus tiba di terminal cililitan. Ditengah hiruk pikuknnya penumpang dan jejeran bus-bus antri untuk menunggu giliran berangkat keseluruh penjuru pulau jawa dan propinsi diluar jawa.
Sambil menunggu giliran bus kota yang akan ditumpanginya dia berkesempatan ngobrol pada sejumlah sopir bus dan karnetnya entah maksud apa beliau tidak tuturkan jalan ceritanya. Beliau hanya bercerita via telpon umum Kanda Mahmud saya sudah tiba di Cilitan sekarang lagi menunggu bus tujuan Kebun Kacang dan cerita mampir di puncak.
Kemudian setelah beberapa bulan berada di jakarta beliau nenyempatkan diri menghubungi saya Via telpon umum numpang pada telfon tetangga selaku penerima. Disini saya tanyakan Chan, berimba kopor komiu leer, sudah itu untuk tuwaka saja, saya tidak sempat ke Bandung, saya jawab, terima kasih semoga ichan sukses begitu di jakarta.
Dari situlah komunikasi saya berakhir. Lagi pula saya sibuk kuliah dan sambil magang di Harian Pikiran Rakyat. Ichan almarhum juga menekuni dunia jurnalistik, dan sering tampil selaku narasumber terakhir beliau terpilih menjadi anggota DPD Dapil Sulteng. Selamat jalan adinda Ichan, semoga bakti dan karyamu akan selalu dikenang.**
