border="0"

Cerita Seorang Jurnalis Ikut Pelatihan Pelatih Sepakbola di Parigi Moutong

30 peserta yang mengikuti Pelatihan Pelatih Sepakbola Kabupaten Parigi Moutong untuk Lisensi D di Tinombo. FOTO : Diskominfo.

Noteza.id | Parigi Moutong – Dari 30 peserta yang mengikuti Pelatihan Pelatih Sepakbola Kabupaten Parigi Moutong untuk Lisensi D, satu satunya berprofesi Jurnalis ikut pelatihan tersebut, ia adalah Fahrudin atau disapa Rudi Martisandi.

Fahrudin Jurnalis di Media Equator News itu memberikan kesan selama mengikuti Pelatihan Pelatih Sepakbola yang digelar di Tinombo dari tanggal 21-27 Maret 2022.

banner 970x250

BACA JUGA : Tumbangkan Wakil India, Jonatan Christie Juara Swiss Open 2022

Kata Fahrudin, cukup banyak kesan yang ia dapatkan selama mengikuti kursus atau pelatihan pelatih Sepakbola di Tinombo diantaranya materi Junggling, Dribble, Passing, Scoring, Hading dan lain sebagainya.

“Pokoknya Is The Best. First Experience (pengalaman pertama) ikut pelatihan,” ucapnya saat ditemui di Lapangan Dusunan Tinombo, Minggu (27/3/2022).

Lanjut Fahrudin, tahun 2015 ada Kurikulum tentang Sepakbola Indonesia dan itu menjadi suram diakibatkan ego dua pihak bertikai yaitu PSSI dan Kemenpora, namun saat pelatih Timnas asal Spanyol Luis Milla melatih Timnas Indonesia kala itu, maka terjadi perubahan Paradigma Sepakbola Indonesia yang sebut Filanesia (Filosofi Sepakbola Indonesia) dimana kata ia ditentukan bahwa pakem yang tepat untuk Indonesia adalah pola 4-3-3.

BACA JUGA : Pelatihan Pelatih Sepak Bola Parigi Moutong Dimulai, Ini Harapan Bupati

“Pola 4-3-3 pola natural, disitu bisa strategi segi tiga di istilahkan ketupat kecil dan ketupat besar,”Jelasnya.

Menurutnya, sesuai hasil penelitian sejumlah Universitas yang ada di Indonesia, ada 3 moment sepakbola di Indonesia yaitu menyerang, bertahan dan transisi.

“Di sepakbola itu ada 3 moment, dimana kita harus bertahan, dimana kita harus meyerang dan dimana kita harus transisi,”Pungkasnya.

“Ketika saat menyerang bola lepas kita merebut itu namanya transisi negatif, kemudian ketika kita bertahan merebut bola dan menyerang itu namanya transisi positif,” tambahnya. (BM)