Noteza.id | Parigi Moutong – Sekretaris Daerah Parigi Moutong Zulfinasran SSTP MAP membuka Secara Resmi Acara Pelatihan Midwifery Update (MU) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Parigi Moutong yang digelar di Hotel Anutapura Parigi, Sabtu (26/2/2022).
Pada kegiatan itu, Sekda Zulfinasran didampingi Direktur RSUD Anutaloko Parigi dr. Refi JN Tilaar. Turut hadir Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Parigi Moutong, Mulvida AMd Keb SKM dan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Sulawesi Tengah Ibu Euis Bianca SKM MKes.
Pelatihan Midwifery Update (MU) IBI Kabupaten Parigi Moutong dilaksanakan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) para bidan, juga untuk meningkatkan ilmu-imu terbaru di lingkup kebidanan. Selain itu, pelatihan tersebut juga merupakan salah satu syarat untuk melakukan sertifikasi bidan dalam perpanjangan surat tanda redmitrasi dengan tujuan meningkatkan pelayanan kebidanan yang bermutu yang dilakukan oleh bidan berkompeten dilandasi kode etik, standar potensi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP).
Peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 40 orang yang terdiri dari bidan yang bertugas dari puskesmas maupun di rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
Sekda Zulfinasran berharap agar para tenaga kesehatan ini betul-betul kerja ikhlas dan kerja secara profesional menurutnya bidan dalam menjalani profesinya selalu bersentuhan langsung kepada masyarakat.
“Tolong ditanamkan bahwa profesi yang diambil saat ini betul-betul sangat berdekatan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang dekat dengan ibu-ibu sekalian. Sehingga pelatihan yang dilaksanakan saat ini bisa menjadi berkah,” ucap Zulfinasran, dikutip dari siaran pers Prokopim Setda Parigi Moutong.
Profesi bidan kata dia, sangatlah besar pengaruhnya terhadap pelayanan dari pada ibu-ibu hamil yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.
Salah satu indikator hingga Parigi Moutong memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tinggi itu kata Zulfinasran, di dalamnya adalah tingkat kematian ibu dan anak, jika tingkat kematian ibu dan anak rendah maka itu dapat menjadi salah satu indikator bagai mana IPM naik. Sebab IPM dipengaruhi oleh kematian ibu dan anak, yang kedua masalah pendidikan dan masalah kemiskinan.
Zulfinasran menambahkan dalam waktu 3 tahun terakhir, Pemda Parigi Moutong terus memperkuat penekanan stunting, yang dimana sesuai data pada tahun 2019 angka stunting Parigi Moutong cukup besar, sehingga masuk dalam lokus penanganan stunting sejak tahun 2019 hingga saat ini.
“Di tahun 2022 ini belum terlihat berapa persen penurunan angka stunting di Kabupaten Parigi Moutong karna masih dalam proses evaluasi,” katanya.
“Untuk itu kita berupaya terus melakukan penekanan-penekanan dan sangat membutuhkan peran aktif ibu-ibu bidan desa,” terangnya. (BM)