border="0"

Pelatih Atletik Diajarkan Jalan Cepat dan Menengah dan Manajemen Recovery

Peserta pelatihan pelatih atletik saat diajarkan tentang manajemen recovery di gedung serba guna Tinombo, Jumat (21/1/2022). Dok. Diskominfo

Noteza.id | Parigi Moutong – Memasuki hari kelima atau hari terakhir, peserta pelatihan pelatih ptletik tingkat dasar diajarkan metode jalan cepat dan menengah serta metode manajemen recovery.

Teori manajemen recovery digelar di gedung serba guna Tinombo dan praktek nomor jalan cepat dan menengah bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Raja Tombolotutu Tinombo, Jum’at (21/1/2022).

banner 970x250

Coach Moh Nanang H Kusuma saat melatih mengatakan, perlunya struktur latihan yaitu intensitas, volume dan recovery. Kata Nanang intensitas selalu dilakukan dengan kemampuan terbaik yaitu terbaik lari, terbaik lempar dan lain lain, hitungannya selalu dengan perbandingan presentase maksimalnya 95 -100 persen, sub maksimal 85-96 persen, tinggi 75-84 persen. Ini adalah presentase of atlit best of forment presentase dari prestasi terbaiknya Atlit.

“Struktur latihan itu ada intensitas (berapa berat latihan), volume (berapa banyak latihan) dan recovery berapa lama istrahat. Latihan disusun oleh coach/pelatih dengan menyusun struktur latihan intensitas, volume dan recovery,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Diskominfo Parigi Moutong.

Lanjut Nanang, struktur latihan yaitu kompetisi (gerakan kompetisi ditambah beban ekstra interrelasi-biomotor). Persiapan khusus (Bagian tubuh/otot dominan struktur gerakan serupa dinamis dan mekanis). Persiapan umum (general fitness/seluruh tubuh).

Seorang pelatih juga kata Nanang harus memperhatikan periodisasi dalam menyusun program latihan dimulai dari periode persiapan yang didalamnya ada tahap persiapan umum dan tahap persiapan khusus. Selanjutnya periode kompetisi di dalamnya ada tahap pra kompetisi dan tahap kompetisi serta transition period di dalamnya ada tahap transisi.

“Periodisasi adalah suatu struktur proses latihan, megikuti prinsip prinsip adaptasi, dengan cara membagi latihan tahunan menjadi beberapa tahap latihan (fase latihan), sehingga lebih cermat dengan tujuan untuk memudahkan pelatih dalam menyusun program latihan disetiap periode. Satu tahun latihan dapat dibagi dalam periode persiapan (PP) di dalamnya ada tahap persiapan umum (TPU) dan tahap persiapan khusus (TPK). Selanjutnya periode kompetisi (PK) didalamnya ada pra kompetisi dan kompetisi utama. Selanjutnya periode transisi/peralihan (TP),” imbuhnya.

Lanjut Nanang, struktur latihan juga dimulai dari periode (terdiri dari persiapan umum, persiapan khusus, pra kompetisi, kompetisi. utama dan transisi). Siklus makro (bulan-bulan latihan yang terdiri dari program latihan mingguan/program makro). Siklus mikro (minggu-minggu latihan yang terdiri dari program latihan harian/program mikro). Sesi latihan (Hari-hari latihan terdiri dari program sesi latihan, program pagi-siang-sore-malam). Unit latihan (Satuan kecil dari struktur latihan yang terdiri dari pemanasan/warm-up, inti latihan pelemasan/penenangan/cool-down).

“Kita akan menghadapi Porprov direncanakan minggu ketiga bulan November 2022, tentunya jauh sebelumnya harus dipersiapkan latihan untuk atlit atletik kita. Saat ini bulan Januari, kita masih punya waktu kurang lebih 10 bulan, maka ada kesempatan untuk latihan, sebelum latihan susunlah perencanaan latihan program tahunan terlebih dahulu yang disebut periodesasi,” terangnya.

Kegiatan pelatihan pelatih atletik tingkat dasar tahun 2022 akan berakhir atau ditutup hari ini, dan tentunya akan menghasilkan pelatih atletik memiliki sertifikat tingkat dasar siap pakai, dan juga bisa mengikuti ke tingkat lebih tinggi lagi yaitu level one. (BM)