Noteza.id | Parigi Moutong – Perjalanan panjang berbagai pihak dalam mengusulkan Tombolotutu sebagai pahalawan nasional menuai hasil yang menggembirakan, setelah beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membacakan surat keputusan presiden yang menetapkan Tombolotutu sebagai pahlawan nasional asal Provinsi Sulawesi Tengah, bersama dengan 3 tokoh lain dari masing-masing Provinsi.
Atas dinobatkannya Tombolotutu sebagai pahlawan nasional,Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu, sedikit menceritakan perjuangan sehingga Tombolotutu menjadi Pahlawan Nasional.
Awalnya ia menyurat ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) kala itu dijabat Sudi Silalahi, namun Mensesneg memberikan masukan agar membuat sebuah buku, seminar dan lain sebagainya. Kata Samsurizal ia sempat ditegur oleh Longki Djanggola akibat menyurat seperti itu.
“Sedikit saya ceritakan bagaimana saya awalnya menyurat kepada Sekretaris Negara, kata Mensesneg bukan seperti ini, tetapi buat sebuah buku, adakan seminar dan lain lain. Saya ditegur sama pak Longki, karena kalau saya ditegur sama dengan mencambuk saya, dari teguran itu saya jadikan motivasi diri saya agar tidak berheti memperjuangkan Tombolotutu menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Bupati Samsurizal saat menggelar acara syukuran di Rumah Raja Moutong di Tinombo, Minggu (31/10/2021).
Selang beberapa bulan kemudian, Dr Lukman Nadjamudin bersama tim mendatanginya untuk izin menulis sejarah tentang Kabupaten Parigi Moutong.
“Timnya pak Lukman Najamudin sebenarnya datang ke saya, mereka mau menulis sejarah Parigi Moutong. Saya katakan baiknya menulis Tombolotutu agar bisa menjadi Pahlawan Nasional. karena untuk menulis tentang sejarah Parigi Moutong cocoknya temui atau wawancara para tokoh pejuang pemekaran Parigi Moutong.
“Saya katakan ke pak Lukman, kalau mau menulis sejarah Parigi Moutong pergi ke para pejuang yang memekarkan Parigi Moutong, saya tidak punya hak memberikan keterangan walaupun kala itu saya sebagai Wakil Bupati, saya katakan bagusnya pak Lukman menulis bagaimana Tombolotutu bisa menjadi Pahlawan Nasional. Akhirnya dengan tidak berat hati pak Lukman sampaikan ke saya yang penting didukung. Saya bilang insya Allah saya akan dukung, maka berubahlah, sehingga tim menulis dan mengkaji Tombolotutu agar bisa menjadi Pahlawan Nasional, waktu itu tahun 2018,” jelasnya.
Bupati Samsurizal menambahkan, sehingga ia bersama Dr Lukman Nadjamudin terus membangun komunikasi dengan mengajukan nama Tombolotutu bersama nama dari Kabupaten lain di Sulawesi Tengah untuk menjadi Pahlawan Nasional.
“Waktu itu ada 18 nama yang diusulkan dari Provinsi Sulawesi Tengah, kita berada di urutan ke 18. Dari 18 nama yang diajukan ke pusat dan scor tertinggi dipusat sebanyak 3 nama yaitu Karajalembah dari Palu, Tombolotutu dari Parigi Moutong dan Marundu dari Morowali, dan perkembangan demi perkembangan akhirnya muncul lagi hanya 2 nama dari pusat yaitu Marundu dan Karajalemba. kita punya tercecer sehingga timnya pak Lukman sempat ciut, tetapi saya salut semangatnya pak Lukman. Pak lukman bilang ke saya “Pak Bupati jangan mundur”, saya bilang saya tidak akan mundur, sehingga kita ajukan kembali dan Tombolotutu masuk kembali, Morowali saat itu diperkuat oleh Bupati, Wakil Bupati dan anggota Forkopimda termasuk semua DPRD-nya. Morowali telah mengaggarkan dan siap untuk menjadikan Marundu sebagai Pahlawan Nasional. Saya pantang menyerah, akhinya saya bergerak dibantu oleh timnya pak Lukman, dan akhirnya hanya 1 nama yang muncul sebagai calon Pahlawan Naaional yaitu Tombolotutu,” tandasnya.
“Empat malam yang lalu saya di telephone oleh pak Moeldoko, bahwa sudah naik ke Presiden. dua hari kemudian muncul berita di TV, saya cari informasi terus ke pusat, pak Lukman juga kerja keras siang malam dengan saya, kontak terus, dan alhamdulillah apa yang kita cita citakan terwujud. Ini adalah pahlawan pertamanya Provinsi Sulawesi Tengah,” tambahnya.
Bupati Samsurizal juga kedepanya akan mengusulkan nama nama yang dianggap tokoh penting di Parigi Moutong dan berjasa untuk perjuangan bagi Indonesia.
“Insya Allah kedepan saya akan usulkan yang lain lagi, asalkan di dukung dengan data data yang ada, karena yang bisa meloloskan atau menggugurkan hanya data. Walaupun kita katakan bagus, tetapi tidak didukung dengan data data, maka tim pusat akan menggugurkan. Ada beberapa tokoh yang kita anggap bagus tetapi oleh tim dari pusat coret karena tidak terpenuhi syarat syarat Administrasi. Jadi kita bersyukur tim yang dibentuk oleh Dr Lukman Nadjamudin SPd MHum sudah berhasil. Pak Lukman Nadjamudin dengan timnya betul-betul kerja berat di tingkat pusat,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan syukuran itu Wakil Bupati Parigi Moutong H Badrun Nggai SE, Ketua KONI Provinsi Sulawesi Tengah Nizar Rahmatu, Ketua Komisi IV DPRD Parigi Moutong, Dewan Adat Patanggota Magau Parigi Andi Cimu Tagunu, Forkopimda Parigi Moutong, para Kepala OPD, Perbankan, para tim penulis gelar Pahlawan Nasional Sulawesi Tengah, para Camat se Kabupaten Parigi Moutong, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, leviathan Tombolotutu, Keluarga Mahdang, Keluarga Pangale, Keluarga Borman, tokoh lintas agama dari Kristiani dan hindu serta masyarakat.
Boby Monareh
Diskominfo Parigi Moutong